Monday, January 16, 2017

pbb

PERATURAN BARIS BERBARIS (PBB) SEJARAH Berbaris pertama kali dikenal pada jaman Kekaisaran Romawi pada saat Kaisarnya Julius Caesar, dengan maksud agar pasukan yang berada dibawah kekuasaannya mempunyai rasa tanggungjawab, disiplin yang tinggi dengan melihat hasil lahir, yaitu Kerapihan, kekompakan, Ketertiban dan Kesigapan. Pasukan Julius Caesar sangatlah terkenal pada jamannya (baca sejarah romawi) PENGERTIAN Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik guna menanamkan disiplin, patriotisme, tanggung jawab serta membentuk sikap lahir dan bathin yang diarahkan pada terbentuknya suatu perwatakan tertentu. Sikap lahir yang diperoleh Sikap lahir yang diperoleh : Sikap bathin yang diperoleh : v Ketegaran v Ketangkasan v Kelincahan v Kerapihan v Ketertiban v Kehidmatan v Kekompakan v Keseragaman v Kesigapan v Keindahan v Ketanggapan v Kewajaran tenaga v Kesopanan v Ketelitian v Ketenangan v Ketaatan v Keikhlasan v Kesetiakawanan v Kebersamaan v Persaudaraan v Keyakinan v Keberanian v Kekuatan v Kesadaran v Konsentrasi v Kebiasaan v Berani berkorban v Persatuan INGAT !!! Pelatihan Inti PBB 1. Sikap dan Penampilan 2. Hentakan Kaki 3. Patah – patah 4. Rata – rata Air 5. Irama Langkah 6. Kewajaran Tenaga 7. Konsentrasi A. Maksud Dan Tujuan Maksud dari PBB dibagi dua yaitu : 1) Maksud Umum adalah suatu latihan awal membela negara dan dapat membedakan hak dan kewajiban 2) Maksud Khusus adalah menanamkan rasa disiplin, mempertebal rasa semangat kebersamaan Tujuan dari PBB adalah : menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu, dan secara tak langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab. Menumbuhkan adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan untuk tugas pokok tersebut sampai dengan sempurna. Rasa persatuan adalah rasa senasib sepenanggungan serta adanya ikatan batin yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas. Disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu yang hakikatnya tidak lain dari pada keihklasan, penyisihan/menyisihkan pilihan hati sendiri. B. Aba - aba 1. Pengertian Suatu perintah yang di berikan oleh seorang Komandan kepada pasukannya, untuk di laksanakan secara serentak atau berturut-turut. 2. Macam aba-aba a. Aba-aba petunjuk Di gunakan bila perlu untuk menegaskan maksud dari aba-aba peringatan / pelaksanaan. b. Aba-aba peringatan Inti perintah yang cukup jelas untuk dilaksanakan tanpa rugu-ragu. c. Aba-aba pelaksanaan 1) Ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba petunjuk / peringatan dengan serentak atau berturut-turut. 2) Aba-aba pelaksanaan yang di pakai : a) GERAK Untuk gerak-gerakan tanpa meninggalkan tempat menggunakan kaki atau anggota tubuh lain baik dalam berhenti maupun berjalan. b) JALAN Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat. Catatan : Bila gerakan meninggalkan tempat itu tidak terbatas jaraknya, maka di dahului dengan aba-aba peringatan ” maju ”. c) MULAI Untuk pelaksanaan perintah yang harus di kerjakan berturut-turut. C. Gerakan Perorangan Tanpa Senjata / Gerakan Dasar a) Sikap Sempurna 1. Aba –aba : ” Siap – GERAK ” 2. Pelaksanaan : a. Badan / tubuh berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua kaki merupakan sudut 60o b. Lutut lurus, paha rapat, berat badan di kedua kaki. c. Perut di tari sedikit, dada di busungkan, pundak di tarik ke belakang dan tidak dinaikan. d. Lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari tangan menggenggam tidak terpaksa, rapat di paha. e. Ibu jari segaris dengan jahitan celana. f. Leher lurus, dagu di tarik, mulut di tutup, gigi rapat, mata lurus ke depan,bernafas wajar. b) Istirahat 1. Aba-aba : ” Istirahat Ditempat – GERAK ” 2. Pelaksanaan a. Kaki kiri di pindahkan kesamping kiri, sepanjang telapak kaki ( ± 30 cm ). b. Kedua belah lengan dibawa ke belakang di bawah pinggang, punggung tangan kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan di kepalkan dengan di lepaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk serta kedua lengangan di lemaskan. c. Dapat bergerak. c) Lencang Kanan / Kiri 1. Hanya dalam bentuk bersaf. 2. aba-aba : ” Lencang kana / kiri – GERAK ” 3. Pelaksanaan a) Mengangkat tangan kanan / kiri ke samping, jari-jari tangan kanan / kiri menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas. b) Bersamaan dengan ini kepala di palingkan ke kanan / kiri, kecuali penjuru kana / kiri. c) Masing-masing meluruskan diri, hingga dapat melihat dada orang di sebelah kanan / kiri-nya. d) Jari-jari menyentuh bahu orang yang di sebelah kanan / kirinya. Catatan : 1) Bila bersaf tiga, saf tengah belakang, kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan. 2) Penjuru saf tengah dan belakang, mengambil antara kedepan setelah lurus menurunkan tangan. 3) Pada aba-aba : ” Tegak GERAK ”, semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan muka kembali ke depan. d) Setengah Lencang Kanan / Kiri 1. Aba-aba : ” Setengah Lengan Lencang Kanan – GERAK ” 2. Pelaksanaan a. Seperti pelaksanaan lencang kanan, tetapi tangan kanan / kiri di pinggang ( bertolak pinggang ) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri di sebelahnya. b. Pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang dan empat jari lainnya rapat satu sama lain di sebelah depan. c. Pada aba-aba ” Tegak Gerak ” = Seperti pada aba-aba lencang kanan. e) Lencang Depan 1. Hanya dalam bentuk banjar. 2. Aba-aba : ” Lencang Depan - GERAK ” 3. Pelaksanaan : a. Penjuru tetap sikap sempurna. b. Nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan ke depan. c. Lengan kanan lurus, tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas, mengambil jarak atau satu lengan dan di tambah dua kepal. d. Pada aba-aba ”Tegak Gerak ”, semua dengan serentak menurunkan tangan kembali ke sikap sempurna. f) Berhitung 1. Aba-aba : ”Hitung - MULAI ” 2. Pelaksanaan : a. Jika bersaf,penjuru tetap melihat ke depan, saf depan memalingkan muka ke kanan. b. Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut mulai dari penjuru menyebut nomor, sambil memalingkan muka ke depan. c. Jika berbanjar, semua dalam keadaan sikap sempurna. d. Pada aba-aba pelaksanaan, mulai penjuru kanan depan berturut-turut ke belakang. e. Penyebutan nomor di ucapkan penuh. g) Perubahan Arah 1. Hadap kanan / kiri a. Aba-aba : ” Hadap kanan / kiri - GERAK ” b. Pelaksanaan : 1) Kaki kanan / kiri melintang di depan kaki kanan / kiri, lekuk kaki kanan / kiri berada di ujung kaki kanan / kiri, berat badan berpindah ke kaki kanan / kiri. 2) Tumit kaki kanan / kiri dengan badan di putar ke kanan 90o. 3) Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali seperti sikap sempurna. 2. Hadap serong kanan / kiri a. Aba-aba : ” Hadap serong kanan / kiri - GERAK ”. b. Pelaksanaan : 1) Kaki kanan / kiri di ajukan ke depan, sejajar dengan kaki kanan / kiri. 2) Berputar arah 45o ke kanan / kiri. 3) Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali ke kaki kanan / kiri. 3. Balik kanan a. Aba-aba : ” Balik kanan - GERAK ” b. Pelaksanaan : 1) Kaki kiri di ajukan melintang ( lebih dalam dari hadap kanan ) di depan kaki kanan. 2) Tumit kaki kanan beserta badan di putar ke kanan 180o. 3) Kaki kiri di rapatkan pada kaki kanan. h) Membuka / Menutup Barisan 1. Buka barisan a. Aba –aba : ” Buka Barisan - JALAN ” b. Pelaksanaan : Regu kanan dan kiri, masing-masing kembali membuat satu langkah ke samping kanan / kiri, sedangkan regu tengah tetap. i) Bubar 1. Aba-aba : ” Bubar jalan ” 2. Pelaksanaan : a. Memalingkan muka ke arah komandan dan memberi hormat ( sesuai PPM ) b. Setelah di balas, kembali bersikap sempurna, balik kanan,menghitung dua hitungan dalam hati, mengayuhkan kaki kiri ke depan dengan hentakan bersamaan dengan itu lengan kanan di ayun setinggi pundak kemudian bubar. j) Berhimpun 1. Aba-aba : ” Berkumpul - MULAI ” 2. Pelaksanaan : a. Semua anggota datang di depan Komandan dengan berdiri bebas,dengan jarak tiga langkah b. Bentuk mengikat, jumlah saf tidak mengikat. k) Berkumpul 1. Berkumpul bersaf a. Aba-aba : ” Bersaf kumpul - MULAI ” b. Pelaksanan : 1) Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru,untuk berdiri kurang lebih 4 langkah di depannya. 2) Anggota lainnya berdiri di samping kiri penjuru dan berturut-turut meluruskan diri ( lencang kanan ) 3) Penjuru melihat ke kiri, setelah lurus,memberi isyarat dengan perkataan ” Lurus ” 4) Pada isyarat ini semua anggota menurunkan tangan dan kembali bersikap sempurna 5) Bila bersenjata, sebelum meluruskan, letakan senjata di pundak kiri terlebih dahulu. 2. Berkumpul Berbanjar a. Aba- aba : ” Berbanjar kumpul MULAI ” b. Pelaksanaan : 1) Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru, untuk berdiri kurang lebih 4 langkah di depannya. 2) Anggota lainya berdiri di belakang penjuru dan berturut-turut meluruskan diri. 3) Anggota yang paling belakang, melihat ke depan setelah lurus memberi isyarat dengan perkataan ” Lurus ” 4) Pada isyarat ini semua anggota menurunkan lengannya dan kembali ke sikap sempurna. 5) Bila bersenjata sebelum meluruskan, letakan senjata di pundak kiri terlebih dahulu. l) Meninggalkan Barisan 1. Bila pelatih memberikan perintah kepada anggota dalam barisan a) Terlebih dahulu anggota tersebut di panggil keluar dari barisan b) Perintah di berikan bila anggota telah berdiri dalam sikap sempurna. c) Yang menerima perintah harus mengulangi perintah tersebut. 2. Bila anggota yang akan minta izin a) Mengambil sikap sempurna dahulu b) Mengangkat tangan kirinya ke atas ( tangan di buka jari-jari dirapatkan ) c) Menyampaikan maksudnya. d) Setelah mendapat izin, ia keluar dari barisan tanpa menunggu anggota lainnya. E. Gerakan Berjalan Tanpa Senjata a. Panjang, Tempo Dan Macam Langkah 1. Langkah dapat di bedakan sbb : Macam Langkah Panjang Tempo a. Langkah biasa 70 cm 96 menit b. Langkah tegap 70 cm 96 menit c. Langkah perlahan 40 cm 30 menit d. Langkah ke samping 40 cm 70 menit e. Langkah ke belakang 40 cm 70 menit f. Langkah ke depan 60 cm 70 menit g. Langkah di waktu lari 80 cm 165 menit 2. Panjang langkah di ukur dari tumit ke tumit b. Maju Jalan 1. Dari sikap sempurna a. Aba-aba : ” Maju Jalan ” b. Pelakasanaan : 1) Kaki kiri di ayun ke depan, lutut lurus telapak kaki diangkat sejajar dengan tanah setinggi 15 cm kemudian di hentakan ke tanah dengan jarak setengah langkah, selanjutnya berjalan dengan langkah biasa. 2) Langkah pertama di lakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90o lengan kiri 30o 3) Langkah-langkah selanjutnya lengan atas dan bawah di lenggangkan ke depan 45o dan ke belakang 300 4) Dilarang keras berbicara, melihat ke kanan / kiri. c. Langkah Biasa 1) Pada waktu berjalan kepala dan badan seperti sikap sempurna. 2) Waktu mengayunkan kaki ke depan, lutut di bengkokan sedikit ( kaki tidak di seret ). 3) Di letakan sesuai dengan jarak yang di tentukan. 4) Langkah kaki seperti jalan biasa. 5) Pertama tumit di letakan di tanah selanjutnya seluruh kaki. 6) Lengan berlenggang wajar, lurus ke depan dan belakang. 7) Jari-jari tangan menggenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas. d. Langkah Tegap 1. Dari sikap sempurna a. Aba-aba : ” Langkah Tegap Maju JALAN ” b. Pelaksanaan : 1) Mulai berjalan dengan kaki kiri setengah langkah,selanjutnya seperti jalan biasa dengan cara kaki di hentakan terus menerus. 2) Telapak kaki rapat / sejajar dengan tanah, lutut lurus, kaki tidak boleh dianggat tinggi. 3) Bersamaan dengan langkah pertama, genggaman tangan di buka, hingga jari-jari lurus dan rapat. 4) Lenggang tangan ke depan 900, ke belakang 300. 2. Dari Langkah Biasa a. Aba-aba : ” Langkah Tegap JALAN ” b. Pelaksanaan : ü Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah ü Perubahan tangan dari menggenggam ke terbuka di lakukan bersamaan dengan hentakan kaki. 3. Kembali ke langkah biasa a. Aba-aba : ” Langkah Biasa JALAN ” b. Pelaksanaan : ü Di berikan pada waktu kaki kiri / kanan jatuh di tanah di tambah satu langkah. ü Langkah pertama di hentakan,bersamaan dengan itu tangan kembali menggenggam. Catatan : Dalam keadaan berjalan, cukup menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap / biasa jalan pada perubahan langkah. e. Langkah Perlahan 1. Untuk berkabung ( mengantar jenazah ) dalam upacara kemiliteran. a. Aba-aba : ” Langkah perlahan maju JALAN ” b. Pelaksanaan : 1) Kaki kiri di langkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak tanah di susul dengan kaki kanan di tarik ke depan dan di tahan sebentar di sebelah mata kaki kiri, kemudian di lanjutkan di tapakan di depan kaki kiri. 2) Tapak kaki pada saat melangkah ( menginjak tanah ) tidak di hentikan. 2. Berhenti dari langkah perlahan a. Aba-aba : ” Henti GERAK ” b. Pelaksanaan : Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah. Selanjutnya kaki kanan / kiri di rapatkan pada kaki kanan / kiri menurut irama langkah biasa dan kembali sikap sempurna. f. Langkah Kesamping / Kebelakang / Depan 1. Aba-aba..........Langkah ke samping/Kebelakang/Kedepan – JALAN 2. Pelaksanaan : ü Kaki kanan / kiri di langkahkan ke samping / kekanan / kedepan sepanjang / sesuai ketentuan. ü Selanjutnya kaki kiri / kanan di rapatkan pada kaki kanan / kiri. ü Badan tetap pada sikap sempurna, tangan tidak melenggang. ü Hanya boleh dilakukan sebanyak – banyaknya 4 langkah. ü Khusus untuk langkah ke depan, gerakan dilakukan dengan langkah tegap. g. Langkah di Waktu Lari 1. Dari sikap sempurna : a. Aba-aba : ” Langkah Maju-JALAN ” b. Pelaksanaan : 1) Pada aba-aba peringatan, kedua tangan di kepalkan dengan lemas di letakan di pinggang sebelah depan dengan punggung tangan menghadap ke luar, kedua siku sedikit ke belakang. 2) Pada aba-aba pelaksanaan, di mulai lari dengan menghentakan kaki setengah langkah dan selanjutnya lari menurut panjang langkah. 2. Dari Langkah Biasa : a. Aba-aba : ” Lari – JALAN ” b. Pelaksanaan : 1) Pada aba-aba peringatan, sama dengan di atas. 2) Pada aba-aba pelaksanaan, di berikan pada kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah. 3. Kembali ke langkah Biasa : a. Aba-aba : ” Langkah biasa – JALAN ” b. Pelaksanaan : Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah di tambah tiga lankah kemudian berjalan biasa, di mulai dengan kaki kiri di hentakan, bersamaan dengan itu kedua lengan di lenggangakan. 4. Berhenti dari berlari a. Aba-aba : ” Henti – GERAK ” b. Pelaksanaan : Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah tiga Langkah, selanjutnya kaki di rapatkan, kedua di turunkan, kembali bersikap sempurna. h. Ganti Langkah 1. Aba-aba : ” Ganti Langkah JALAN ” 2. Pelaksanaan : a) Gerakan dapat di lakukan pada waktu langkah biasa / tegap. b) Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah. c) Ujung kaki kanan / kiri yang sedang di belakang di rapatkan dengan tumit kaki sebelahnya. d) Bersamaan dengan itu lenggang tangan di hentikan tanpa di rapatkan di paha. e) Selanjutnya di sesuaikan dengan langkah baru. f) Gerakan ini di lakukan dalam satu hitungan. i. Jalan di Tempat 1. Dari sikap sempurna : a. Aba-aba : ” Jalan ditempat – GERAK ” b. Pelaksanaan : ü Di mulai dengan kaki kiri, lutut berganti – ganti diangkat hingga paha rata-rata. ü Ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai langkah biasa. ü Badan tegak, pandangan lurus ke depan dan lengan di rapatkan pada badan ( tidak melenggang ) 2. Dari Langkah Biasa : a. Aba-aba : ” Jalan di tempat – Gerak ” b. Pelaksanaan : Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah kemudian jalan di tempat. 3. Dari Jalan di Tempat ke Langkah Biasa : a. Aba-aba ; ” Maju – JALAN ” b. Pelaksanaan : Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah dan mulai berjalan dengan menghentakan kaki kiri setengah langkah ke depan. 4. Dari Jalan di Tempat ke Berhenti : a. Aba-aba : ” Henti – GERAK ” b. Pelaksanaan : Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah, selanjutnya kaki kanan / kiri di rapatkan. J. Berhenti a. Aba-aba : ” Henti GERAK ” b. Pelaksanaan : Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah di tambah satu langkah, selanjutnya kaki kanan / kiri dirapatkan. k. Hormat Kanan / Kiri 1. Gerakan Hormat kanan / kiri a. Aba-aba hormat kanan kiri – GERAK ” b. Pelaksanaan : 1) Gerakan dilakukan pada waktu langkah tegap. 2) Di berikan pada waktu kaki kanan jatuh di tanah di tambah satu langkah 3) langkah berikutnya di hentakan. 4) Bersamaan dengan itu tangan kanan diangkat ke arah pelipis ( PPM ) kepala di palingkan dan pandangan mata di arahkan kepada yang di beri hormat sampai 450 hingga ada aba-aba ”Tegak gerak ” 5) Penjuru kanan / kiri tetap melihat kedepan untuk memelihara arah. 6) Lengan kiri tidak melenggang, rapat pada badan, pada waktu menyampaikan penghormatan. 2. Gerakan Selesai Menghormat : a. Aba-aba : ” Tegak - GERAK ” b. Pelaksanaan : Diberikan pada waktu kaki kanan jatuh di tanah, ditambah satu langkah, langkah berikutnya di hentakan. Bersamaan dengan itu lengan kanan maupun kiri kembali melenggang, pandangan kembali kedepan. l. Perubahan Arah Dari Berhenti ke Berjalan 1. Ke Hadap Kanan / Kiri Maju Jalan : a. Aba-aba : ” Hadap Kanan / Kiri ” Maju - JALAN ” b. Pelaksanaan : 1) Membuat gerakan hadap kanan / kiri. 2) Pada hitungan ke tiga kaki kanan / kiri tidak dirapatkan tetapi dilangkahkan seperti gerakan maju jalan. 2. Ke Hadap Serong Kanan / Kiri Maju Jalan a. aba-aba : ” Hadap Serong kanan / kiri – JALAN ” b. Pelaksanaan : 1. Membuat gerakan hadap serong kanan / kiri 2. Gerakan selanjutnya sama sepetri diatas 3. Balik Kanan Maju Jalan a. Aba-aba : ” Balik Kanan maju – JALAN ” b. Pelaksanaan : 1. Membuat gerakan balik Kanan 2. Gerakan selanjutnya sama seperti di atas. 4. Ke Belok Kanan / Kiri Maju Jalan : a. Aba-aba : ” Belok kanan / kiri maju - JALAN ” b. Pelaksanaan : 1. Penjuru merubah arah 900 ke kanan / kiri dan mulai berjalan ke arah tertentu. 2. Anggota lainnya mengikuti. j. Perubahan Arah Dari Berjalan ke Berjalan 1. Ke Hadap Kanan / Kiri Maju Jalan. 2. Ke Hadap Serong Kanan / Kiri Maju Jalan. 3. Ke Balik kanan maju jalan. a. Aba-aba disesuaikan b. Pelaksanaan : ü Aba-aba pelaksanaan jatuh pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah. ü Melakukan gerakan-gerakan hadap kanan / kiri hadap serong kanan / kiri, balik kanan / kiri. ü Gerakan selanjutnya, pada hitungan ke tiga kaki kanan / kiri tidak dirapatkan, tetapi dilangkahkan. 4. Ke Belok Kanan / Kiri a. Aba-aba : ” Belok kanan / Kiri – JALAN ” b. Pelaksanaan : ü Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, ditambah satu langkah. ü Penjuru depan merubah arah 900 ke kanan / kiri dan mulai jalan ke arah yang baru. ü Anggota lainnya mengikuti. Catatan : 1. a. Aba-aba : ” Dua kali belok kanan / kiri – JALAN ” b. Pelaksanaan : ü Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah. ü Setelah dua langkah berjalan, kemudian melakukan gerakan belok kanan / kiri – jalan. 2. a. Aba-aba : ” Tiap-tiap banjar dua kali belok kanan / kiri - JALAN” b. Pelaksanaan : ü Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah. ü Setelah dua langkah berjalan, tiap-tiap banjar melakukan belok kanan / kiri, pada tempat dimana aba- aba di berikan. ü Perubahan arah 1800. k. Perubahan Arah Dari Berjalan ke Berhenti 1. Ke hadap kanan / kiri berhenti 2. Ke hadap serong kanan / kiri berhenti 3. Ke balik kanan berhenti a. Aba-aba + Hadap kanan / kiri – henti GERAK + Hadap serong kanan / kiri henti GERAK + Balik kanan henti – GERAK b. Pelaksanaan : ü Aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu tanah. ü Melakukan hadap kanan / kiri, hadap serong kanan / kiri, balik kanan. ü Pada hitungan ketiga, kaki kanan / kiri di rapatkan,kembali ke sikap sempurna. l. Haluan Kanan / Kiri Gerakan ini hanya dalam bentuk bersaf, guna merubah arah tanpa merubah bentuk. 1. Berhenti ke Berhenti a. Aba-aba : ” Halauan Kanan / kiri – JALAN ” b. Pelaksanaan : ü Pada aba-aba pelaksanaan, penjuru kanan / kiri jalan di tempat,dengan merubah arah secara perlahan-lahan sampai 900. ü Bersamaan dengan ini saf mulai maju, sambil meluruskan safnya, hingga merubah arah 900, kemudian berjalan di tempat. ü Setelah penjuru kanan / kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat ” LURUS ”. ü Kemudian Komandan memberi aba-aba Henti – Gerak . 2. Berhenti ke Berjalan a. Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri maju – Jalan ” b. Pelaksanaan : ü Gerakan seperti tersebut di atas ü Setelah aba-aba ” Maju – Jalan ” ,pasukan mulai berjalan.( aba-aba di berikan Komandan ). 3. Berjalan ke Berhenti a. Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri – jalan ” b. Pelaksanaan : ü Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah. ü Setelah penjuru kanan/kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat ”LURUS”. ü Pelatih memberi aba-aba ” Henti – Jalan ” 4. Berjalan ke Berjalan a. Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri maju - Jalan ” b. Pelaksanaan : ü Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah. ü Setelah penjuru kanan/kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat ”LURUS”. ü Pelatih memberi aba-aba ” Maju – Jalan ” ü Seluruhnya melaksanakan berjalan. m. Melintang Kanan / Kiri Gerakan ini di lakukan dalam bentuk berbanjar, guna merubah bentuk pasukan menjadi bersaf dengan arah tetap. 1. Berhenti ke Berhenti a. Aba-aba ” Melintang kanan / kiri – Jalan ” b. Pelaksanaan : Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan hadap kanan / kiri, kemudian barisan mebuat gerakan Haluan kiri / kanan. 2. Berhenti ke Berjalan a. Aba-aba : Melintang kanan / kiri maju – Jalan ” b. Pelaksanaan : ü Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan hadap kanan / kiri kemudian barisan membuat gerakan haluan kanan / kiri. ü Setelah beri aba-aba Maju – Jalan,barisan malakukan gerakan maju jalan. 3. Berjalan ke Berjalan a. Aba-aba : ” Melintang Kanan / kiri Maju-Jalan ” b. Pelaksanaan : ü Setelah aba-aba pelaksanaan dan ditambah satu langkah barisan melakukan haluan kiri / kanan. ü Setelah beri aba-aba Maju – Jalan,barisan malakukan gerakan maju jalan. 4. Berhenti ke Berhenti a. aba-aba : ” Melintang kanan / kiri – Jalan ” b. Pelaksanaan : ü Setelah aba-aba pelaksanaan dan ditambah satu langkah barisan melakukan haluan kiri / kanan. Setelah aba-aba Henti – Gerak, seluruhnya kembali ke sikap sempurna

SHODAKOH

Memahami makna Shodaqoh
Kata yang mudah diucapkan, mudah di tulis dan sering di dengar yaitu kata shodaqoh. Tapi tahukah apa makna dan manfaat dari shodaqoh itu ? Kadang orang sering mendengarnya tapi tak mau cari tahu dan memahami akan apa yang didengarnya. Setiap manusia pasti menginginkan kepintaran ,kecerdasan dan memiliki kelebihan di bandingkan yang lainnya. Dan tanpa disadari sejatinya telah di miliki tapi tak disadari. bagaimana agar dapat menyadari akan kelebihan yang dimiliki yaitu dengan belajar, Islam meajibkan agar belajar baik dari masa kecil sampai akhir hayat, tidak terbatas jarak yang di tempuh. Dan yang membedakan setiap orang adalah akan ilmunya karena dengan ilmu itu akan diangkatlah drajatnya. Dalam hal ini maka dalam hal shodaqoh sangat perlu sekali untuk di fahami, sehingga amal itu memiliki dasar yang jelas. Lantas apa itu shodaqoh ? Dari Abu Dzar r.a. berkata, bahwasanya sahabat-sahabat Rasulullah saw. berkata kepada beliau: “Wahai Rasulullah saw., orang-orang kaya telah pergi membawa banyak pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, namun mereka dapat bersedekah dengan kelebihan hartanya.” Rasulullah saw. bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan untukmu sesuatu yang dapat disedekahkan? Yaitu, setiap kali tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, menyuruh pada kebaikan adalah sedekah, melarang kemungkaran adalah sedekah, dan hubungan intim kalian (dengan isteri) adalah sedekah.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah salah seorang di antara kami melampiaskan syahwatnya dan dia mendapatkan pahala?” Rasulullah saw. menjawab, “Bagaimana pendapat kalian jika ia melampiaskan syahwatnya pada yang haram, apakah ia berdosa? Demikian juga jika melampiaskannya pada yang halal, maka ia mendapatkan pahala.” (HR. Muslim). Secara umum shadaqah memiliki pengertian menginfakkan harta di jalan Allah swt.. Baik ditujukan kepada fakir miskin, kerabat keluarga, maupun untuk kepentingan jihad fi sabilillah. Makna sedekah memang sering menunjukkan makna memberikan harta untuk hal tertentu di jalan Allah swt., sebagaimana yang terdapat dalam banyak ayat-ayat dalam Al-Qur’an. Di antaranya adalah Al-Baqarah (2): 264 dan Al-Taubah (9): 60. Kedua ayat di atas menggambarkan bahwa sedekah memiliki makna mendermakan uang di jalan Allah swt. Bahkan pada ayat yang kedua, shadaqah secara khusus adalah bermakna zakat. Bahkan banyak sekali ayat maupun hadits yang berbicara tentang zakat, namun diungkapkan dengan istilah sedekah. Secara bahasa, sedekah berasal dari kata shidq yang berarti benar. Dan menurut Al-Qadhi Abu Bakar bin Arabi, benar di sini adalah benar dalam hubungan dengan sejalannya perbuatan dan ucapan serta keyakinan. Dalam makna seperti inilah, sedekah diibaratkan dalam hadits: “Dan sedekah itu merupakan burhan (bukti).” (HR. Muslim) Apa saja jenis dari shodaqoh itu, 1. Shadaqah Shadaqah berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Orang yang suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Adapun secara terminologi syariat shadaqah makna asalnya adalah tahqiqu syai'in bisyai'i, atau menetapkan/menerapkan sesuatu pada sesuatu. Sikapnya sukarela dan tidak terikat pada syarat-syarat tertentu dalam pengeluarannya baik mengenai jumlah, waktu dan kadarnya. Atau pemberian sukarela yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, terutama kepada orang-orang miskin setiap kesempatan terbuka yang tidak ditentukan jenis, jumlah maupun waktunya, sedekah tidak terbatas pada pemberian yang bersifat material saja tetapi juga dapat berupa jasa yang bermanfaat bagi orang lain. Bahkan senyum yang dilakukan dengan ikhlas untuk menyenangkan orang lain termasuk kategori sedekah. Shadaqoh mempunyai cakupan yang sangat luas dan digunakan Al-Qur'an untuk mencakup segala jenis sumbangan. Shadaqah ialah segala bentuk nilai kebajikan yang tidak terikat oleh jumlah, waktu dan juga yang tidak terbatas pada materi tetapi juga dapat dalam bentuk non materi, misalnya menyingkirkan rintangan di jalan, menuntun orang yang buta, memberikan senyuman dan wajah yang manis kepada saudaranya, menyalurkan syahwatnya pada istri. Sedekah berarti memberi derma, termasuk memberikan derma untuk mematuhi hukum dimana kata zakat digunakan didalam Al-Qur'an dan Sunnah. Zakat telah disebut pula sedekah karena zakat merupakan sejenis derma yang diwajibkan sedangkan sedekah adalah sukarela, zakat dikumpulkan oleh pemerintah sebagai suatu pengutan wajib, sedegkan sedekah lainnya dibayarkan secara sukarela. Jumlah dan nisab zakat di tentukan, sedangkan jumlah sedekah yang lainya sepenuhnya tergantung keinginan yang menyumbang. Pengertian sedekah sama dengan pengertian infaq, termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja shadaqoh mempunyai makna yang lebih luas lagi dibanding infaq. Jika infaq berkaitan dengan materi, sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut juga hal yang bersifat nonmateriil. Hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Dzar, Rasulullah menyatakan : "jika tidak mampu bersedekah dengan harta, maka membaca tasbih, takbir, tahmid, tahlil, berhubungan suami-istri, atau melakukan kegiatan amar ma’ruf nahi munkar adakah sedekah". Dalam hadist Rasulullah memberi jawaban kepada orang-orang miskin yang cemburu terhadap orang kaya yang banyak bershadaqah dengan hartanya, beliau bersabda : "Setiap tasbih adalah shadaqah, setiap takbir shadaqah, setiap tahmid shadaqah, setiap amar ma'ruf adalah shadaqah, nahi munkar shadaqah dan menyalurkan syahwatnya kepada istri shadaqah". (HR. Muslim) 2. Zakat Zakat secara bahasa (lughat), berarti : tumbuh, berkembang dan berkah (HR. At-Tirmidzi)atau dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan (QS. At-Taubah : 10). Seorang yang membayar zakat karena keimanannya nicaya akan memperoleh kebaikan yang banyak. Allah SWT berfirman : "Pungutlah zakat dari sebagian kekayaan mereka dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka". (QS : At-Taubah : 103) Sedangkan menurut terminologi syari'ah (istilah syara') zakat berarti kewajiban atas harta atau kewajiban atas sejumlah harta tertentu untuk kelompok tertentu dalam waktu tertentu. Zakat juga berarti derma yang telah ditetapkan jenis, jumlah dan waktu suatu kekayaan atau harta yang wajib diserahkan dan pendayagunaannya pun ditentukan pula, yaitu dari umat Islam untuk umat Islam. Atau Zakat adalah nama dari sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu (nishab) yang diwajibkan Allah SWT untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula (QS. 9:103 dan QS. 30:39) Ulama' Hanafiyyah mendefinisikan zakat dengan menjadikan hak milik bagian harta tertentu dan harta tertentu untuk orang tertentu yang telah ditentukan oleh Syari' karena Allah. Demikian halnya menurut mazhab Imam Syafi'i zakat adalah sebuah ungkapan keluarnya harta atau tubuh sesuai dengan secara khusus. Sedangkian menurut mazhab Imam Hambali, zakat ialah hak yang wajib dikeluarkan dari harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula, yaitu kelompok yang disyaratkan dalam Al-Qur'an. Zakat mempunyai fungsi yang jelas untuk menyucikan atau membersihkan harta dan jiwa pemberinya. 3. Infaq Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk kepentingan sesuatu. Menurut terminologi syariat, infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan Islam. Jika zakat ada nishabnya, infaq tidak mengenal nishab. Infaq dikeluarkan setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia di saat lapang maupun sempit (QS. 3:134) Jika zakat harus diberikan pada mustahik tertentu (8 asnaf), maka infaq boleh diberikan kepada siapapun. Misalnya, untuk kedua orang tua, anak-yatim, dan sebagainya (QS. 2:215) Infaq adalah pengeluaran sukarela yang di lakukan seseorang, setiap kali ia memperoleh rizki, sebanyak yang ia kehendakinya. Allah memberi kebebasan kepada pemiliknya untuk menentukan jenis harta, berapa jumlah yang yang sebaiknya diserahkan. Terkait dengan infak ini Rasulullah SAW bersabda : ada malaikat yang senantiasa berdo'a setiap pagi dan sore : "Ya Allah SWT berilah orang yang berinfak, gantinya. Dan berkata yang lain : "Ya Allah jadikanlah orang yang menahan infak, kehancuran". (HR. Bukhori) Semoga denga uraian diatas dapat memotivasi kita untuk lebih semangat dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah dan membuktikan keimanan kita kepada Allah swt, besar ataupun kecil itu adalah mulia di mata Allah yang lebih utama adalah pembiasaan kegiatan yang di lakukan secara berkesinambungan. Wallahu'alam.

BAHASA ARAB

الْحِوَارَات : اَلتَّعَارُف Atta`aaruf Perkenalan اَلْحِوَار ׃ Al-hiwaar Dialog خَالِدٌ ׃ اَلسَّلاَ مُ عَلَيْكُم Khalid : Assalaamu ‘alaikum عَبْدُ اللّه ׃ وَعَلَيْكُمُالسَّلاَم Abdullah : Wa’alaikum salaam خَالِدٌ׃ كَيْفَحَالُكَ؟ Khalid : Kayfa haaluka ? Khalid : Apa Kabar ? عَبْدُاللّه ׃ بِخَيْرٍ٬الْحَمْدُلِلّه Abdullah : Bikhair Alhamdulillah Abdullah : Alhamdulillah baik-baik saja خَالِدٌ׃ مَاإِسْمُكَ؟ Khalid : Masmuka ? Khalid : Siapa namamu ? عَبْدُاللّه ׃ إِسْمِيْ عَبْدُ اللّه ٬ وَ أَنْتَ ؟ Abdullah : Ismii ‘Abdullaah, Wanta ? Abdullah : Nama saya Abdullah, dan nama kamu ? خَالِدٌ׃ أَنا خَالِدٌ Khalid : Ana Khaalid Khalid : Saya Khalid عَبْدُ اللّه ׃ أَهْلأيَاخالِدٌ Abdullah : Ahlan yaa khaalid Abdullah : Salam perkenalan denganmu hei khalid خَالِدٌ׃ أَهْلاً وَسَهْلاً بِكَ يَا عَبْدَ اللّه Khalid : Ahlan wasahlan bika yaa ‘abdallah Khalid : Sama-sama hei Abdullah عَبْدُ اللّه ׃ هَلْ أَنْتَ أَمْبُوْ نِيٌّ ؟ Abdullah : Hal anta Ambuuniy ? Abdullah : Apakah kamu orang Ambon ? خَالِدٌ׃ نَعَمْ ، أَنَا أَمْبُوْنِيٌّ وَأَنْتَ؟ Khalid : Na’am ana Ambuuniy, wanta ? Khalid : Iya, saya orang Ambon, dan kamu ? عَبْدُ اللّه ׃ أَنَاجَا وِيّ Abdullah : Ana Jaawiyy Abdullah : Saya orang Jawa خَالِدٌ׃ اَئنَ تَسْكُنُ الآنَ ؟ Khalid : Ayna taskunul aana ? Khalid : Dimana kamu tinggal sekarang ? عَبْدُ اللّه ׃أَسْكُنُ فِي ٨ ( ثَمَانِيَة ) شَارِعِ حَسَنُ الدِّ يْن بأَمْبُوْن Abdullah : Askunu fii tsamaaniyati syaari’ Hasaanuddiin bi Ambuun Abdullah : Saya tinggal di jl Hasanuddin no 8 Ambon خَالِدٌ: وَاَيْنَ تَدْ رُسُ ؟ Khalid : wa ayna tadrus ? Khalid : Dan dimana kamu sekolah ? عَبْدُ الله : أَدْ رُسُ فِي الْمَدْ رَسَةِ الإِعْدَ ادِ يَةِ الإِسْلاَ مِيَةِ ” السَّلاَ م ” Abdullah : Adrusu fil madrasatil I’daadiyyatil islaamiyyati “ As-salaam “ Abdullah : Saya sekolah di SMP islam Assalaam خَالِدٌ ׃ مَا لُعْبَتُكَ ؟ Khaalid : Maa Lu’batuka ? Khalid : Kamu suka permainan apa ? عَبْدُ اللّه ׃ أَنَا أَلْعَبُ كُرَة َالْقَدَمِ،وَمَا لُعْبَتُكَ ؟ Abdullah : Ana al’abu kuratal qadami Abdullah : saya main sepak bola خَالِدٌ ׃ أَلْعَبُ كُرَةَ السَّلَّةِ Khalid : Anaa al’abu kuratas-sallati Khalid : saya suka main bola basket عَبْدُ اللّه ׃ وَمَا هِوَايَتُكَ يَا خَالِدُ ؟ Abdullah : Wamaa hiwaayatuka ya khaalid ? Abdullah : Dan apa hobimu hei Khalid ? خَالِدٌ׃ هِوَايَتِيْجَمْعُالطَّوَابِعِ،وَأَنْتَ؟ Khalid : Hiwaayatiy jam’ut-thawaabi’. Wanta ? Khalid : Hobiku koleksi prangko, dan kamu ? عَبْدُاللّه ׃ هِوَايَتِيْاَلرَّسْمُوَالسِّبَا حَةُ Abdullah : Hiwaayati ar-rasmu was-sibaahah Abdullah : Hobiku melukis dan berenang خَالِدٌ׃ أَنَا سَعِيْدٌ جِدًّ ا لِمَعْرِفَتِكَ Khalid : Anaa sa’iidun jiddan lima’rifatik Khalid : Senang sekali saya dapat berkenalan denganmu عَبْدُ اللّه ׃ وَ أَنَا أَيْضًا Abdullah : Wanaa aydhan Abdullah : Saya pun demikian خَالِدٌ ׃ شُكْرًا عَلَي التَّعَارُفِ Khalid : Syukran ‘alat-ta’aarufi Khalid : Terima kasih atas perkenalannya عَبْدُ اللّه ׃ عَفْوًا Abdullah : Afwan Abdullah : Sama-sama خَالِدٌ׃ مَعَ السَّلاَ مَةِ Khalid : Ma’as-salaamah Khalid : Sampai jumpa عَبْدُ اللّه ׃ مَعَالسَّلاَ مَةِ Abdullah : Ma’as-salaamah Abdullah : Sampai jumpa lagi فِي الشَّارِعِ Fis-syaari` Di Jalan الْحِوَار : Dialog خَالِدٌ: مِنْ فَضْلِكَ ٬ أيْنَ الْمَتْحَفُ ؟ Khalid : Min fadhlik, aynal mathaf ? Khalid : Persmisi ! dimana Musium ? شُرْطَة : الْمَتْحَفُ بَعِيْدٌ مِنْ هُنَا ٬ تَقْدِ رُأنْ تَرْكَبَ حَافِلَة ً Syurthah : Almathafu ba’iid min huna, taqdiru an tarkaba haafilah Polisi : Musium sangat jauh dari sini, kamu dapat menggunakan bus خَالِدٌ: أيْنَ مَحَطَّة ُالْحَافِلا َتِ ؟ Khalid : Aynal mahatthatul haafilah ? Khalid : Dimana terminal busnya ? شُرْطَة : سِرْ فِي هٰذ َا الشَّارِعِ إلىَ الْمَيْدَ انِ ثُمَّ إِتَّجِهْ إلىَ الْيَمِيْنِ وَسَتَجِدُ مَحَطَّة َالْحَافِلا َتِ أمَامَكَ ٬ إرْكَبْ الحَافِلَة َ رَقْمُ ١٠٠ ( مِائَة ). Surthah : Sir fi haadzas-syaari’ ilal maydaan tsumma ittajih ilal yamiin wasatajidu mahatthatalhaafilah amaamak, irkabil haafilah raqm miah Polisi : Lewat jalan ini hingga ke lapangan kemudian belok kanan kamu akan jumpai terminal tepat di depanmu. Naiklah bus no 100. ( وَصَلَ خَالِدٌ فِي الْمَحَطَّةِ ) ( Washala khaalidun fil mahatthati ) ( Khalid tiba di terminal ) خَالِدٌ: لَوْ سَمَحْتَ ٬ أعْطِنِيْ التَّذ ْكِرَة َ Khalid : Law samaht, a’thiniy tadzkirah Khalid : Permisi, berikan saya karcis ! سَائِق: التَّذ ْكِرَة َبِعَشَرَةِ قُرُوْشٍ Saaiq : At-tadzkirah bi’asyarati quruusy Supir : Karcisnya seharga 10 piester خَالِدٌ: تَفَضَّلْ ٬ نَزِّلْنِي عِنْدَ بَوّابَةِ الْمَتْحَفِ Khalid : Tafaddhal, nazzilniy ‘inda bawwabatil mathaf Khalid : Silahkan (ambil uangnya) !, turunkan saya tepat di gerbang musium سَائِق: اَلْمَحَطَّة ُالْقَا دِ مَة ُ قَرِيْبٌ مِنَ الْمَتْحَفِ وَعِنْدَ إِشَارَةِ الْمُرُوْرِ إِتَّجِهْ إلىَ الْيَسَارِ وَسَوْفَ تَجِدُ بَوَّابَة الْمَتحَفِ أمَامَكَ . Saaiq : Almahatthatul qaadimah qariibun minal mathafi, wa ‘inda isyaaratil muruur ittajih ilal yasaar wa saufa tajidu bawwabatal mathaf amaamak Supir : halte berikutnya lebih dekat dengan museum, di lampu merah belok kiri kamu akan dapati gerbang musium خَالدٌ: شُكُرًا جَزِيْلا Khalid : Syukran jaziila Khalid : Terima kasih banyak سَائِق: مَعَ السَّلا َمَةِ Saaiq : Ma’as-salaamah Supir : sampai jumpa عِنْدَ الْبَقَالَةِ `Indal baqaalah Di Toko/Kedai اَلْحِوَارُ : Dialog طَارِق : هٰذِ هِ جُبْنَةٌ لَذِ يْذَ ة Thariq : Haadzihi jubnatun ladzidzatun Thariq : Keju ini enak sekali مِنْ أَيْنَ إِشْتَرَيْتَهُ يَا حَسَنٌ ؟ Min ayna isytaraytahu yaa hasan Dimana kamu membelinya hei Hasan حَسَن : إشْتَرَيْتُهُ مِنَ بَقَالَةِ سَمِيْر Hasan : Isytaraytuhu min baqaalati Samiir Hasan : Saya membelinya di took “ Samir” طَارِق : بِجَوَارِالْمَدْ رَسَةِ ؟ Thariq : Bijawaaril madrasati ? Thariq : (Toko)Yang disamping sekolah ? حَسَن : نَعَمْ Hasan : Na’am Hasan : Iya طَارِق : بِكَمِ عُلْبَةٔ ؟ Thariq : Bikamil ‘ulbah ? Thariq : Berapa harganya satu kotak /dos ? حَسَن : بِخَمْسُمِائَةِ رُوْبِيَة ً Hasan : Bikhamsumiati ruubiyyatan Hasan : Harganya 500 rupiah طَارِق : وَالله ٬ رَخِيْصٌ جِدّ ًا Thariq : Wallaahi, rakhiishun jiddan Thariq : Waah…murah sekali سَأَشْتَرِي عُلْبَة مِنْهَا Sa asytari ‘ulbatan minha Saya akan membeli sebungkus juga شُكْرًاعَلىَ مَعْلُوْمَتِكَ يَا حَسَنٌ Syukran ‘alaa ma’luumatika yaa Hasan Terima kasih atas informasinya hei Hasan حَسَن : عَفْوًا Hasan : ‘Afwan Hasan : Sama-sama ( دَ خَلَ طَارِقُ البَقَالَة ) ( Dakhala Thaarigu albaqaalata ) (Thariq memasuki toko ) طَارِق : السّلاَ مُ عَلَيْكُمْ Thariq : Assalaamu ‘alaikum Thariq : Selamat atas kalian البَائِع : وَعَلَيْكُمُ السَّلاَ م ٬ أَيُّ خِدْ مَة ؟ Baa’i’ : Wa’alaikum salam, Ayyu khidmah ? Penjual : Wa’alaikum salam, ada yang bisa saya bantu ? طَارِق : أرِيْدُ كِيْلُوْ سُكَّر وَ عُلْبَةُ جُبْنَة مِنْ فَضْلِكَ Thariq : Uriidu kiiluu sukkar wa ‘ulbata jubnatin min fadhlik Thariq : Saya mau beli 1 kg gula dan sebungkus keju البَائِع : حَاجَةٌ ثَانِيَةٌ ؟ Baa’I’ : Haajatun tsaaniyah ? Penjual : Ada lagi yang lain ? طَارِق : لاَ شُكرٔا ٬ بِكَمِ الْحِسَابُ كُلُّه ؟ Thariq : Laa syukran, bikamil hisaab kulluh Hariq : Tidak, terima kasih, berapa harganya semua ? البَائِع : بِسِتُّمِائَةِ رُوْبِيَّة Baa’I’ : bisittumiati ruubiyyah Penjual : 600 rupiah طَارِق : تَفَضَّلْ Thariq : Tafaddhal Thariq : Silahkan ! البَائِع : شُكْرٔا مَعَ السَّلاَ مَة Baa’I’ : Syukran, ma’as-salaamah Penjual : Terima kasih, sampai jumpa طَارِق : مَعَ السَّلاَ مَةِ Thariq : Ma’as-salaamah Thariq : Sama-sama الزِّيَارَة Azziaarah Berziarah الْحِوَار : Dialog حَامِدٌ : أيْنَ تَسْكُنُ ؟ Haamid : Ayna taskunu Hamid : dimana kamu tinggal عُمَر : أسْكُنُ فِي شَا رِعِ حَسَنُ الدِّ يْن Umar : Askunu fii syaari’ Hasanuddin Umar : Saya tinggal di Jl Hasanuddin وَأنْتَ ٬ أيْنَ تَسْكُنُ ؟ Wanta, ayna taskun ? Dan kamu, dimana kamu tinggal ? حَامِد : أسْكُنُ فِيْ شَا رِعِ إمَام بُنْجُوْل Hamid : Askunu fii syaari’ Imam Bunjuul Hamid : Saya tinggal di jalan Imam Bonjol سَأزُوْرُكَ الْيَوْمَ إنْ شَاء الله Sa azuurukal yauma insyaa Allaah Saya akan menziarahimu ( berkunjung ) hari ini insya Allah عُمَر : أهْلاً وَسَهْلاً ٬ أنَا فِيْ إنْتِظَارِكَ Umar : Ahlan wasahlan, anaa fii intidzhaarika Umar : Dengan senang hati, saya akan menunggu kunjunganmu مَتَى تَحْضُرُ ؟ Mataa tahdhur Kapan kamu datang ? حَامِد : فِي الْخَامِسَةِ مَسَا ءً ا بِإ ذ ْنِ الله Hamid : Fil khaamisati masaa an bi idznillah Hamid : Jam 5 sore insya Allah مَاعُنْوَانُكَ بِالْكَامِلِ ؟ Maa ‘unwaanuka bilkaamil Mana alamat lengkap rumahmu عُمَر : ٦ شَا رِع حَسَنُ الدِّ يْنِ بِجَوَارِ الْمَسْجِدِ Umar : Sittah Syaari’ Hasanuddin bijawaaril masjid Umar : Jl Hasanuddin no 6 disamping mesjid حَامِد : مُتَشُكْر Hamid : Mutasyakkir Hamid : Terima kasih إِلَى أَخِي الْعَزِيْزِ سَلَّمَهُ اللهُ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُةُ أُرْسِلُ إِلَيْكُمْ رِسَالَتِي بَعْدَ أَنْ وَصَلْتُ إِلَى الرَّيَاض, وَالْتحَقْتُ بِمَعْهَدِ تَعْلِيْمِ اللغَةِ الْعَرَبِيَّةِ. الْمَعْهَدُ كَبِيْرٌ, وَ الْمُدَرِّسُوْنَ مَاهِرُوْنَ, وَ الْكُتُبُ مُفِيْدَةٌ, وَ أَنَا سَعِيْدٌ لِأَنِّي أَدْرُسُ مَغَ زُمَلَاءَ حَضَرُوْا مِنْ بِلَادٍ كَثِيْرَةٍ لِلدِّرَاسَةِ فِي الْمَعْهَدِ. أَخِي الْعَزِيْزُ أَنَا بِخَيْرٍ وَ الْحَمْدُ لِلّهِ, وَ أْرْجُو أَنْ تَدْعُوَ اللّهَ لِي بِالْخَيْرِ, وَ إِنْ شَاءَ اللّهُ تَعَالَى سَأَعْرِفُ كَثِيْرًا مِنَ عُلُوْمِ اللُّغَةِ الْعَرَبِيَّةِ وَ الْعُلُوْمِ الْإِسْلَامِيَّةِ وَ سَأَعُوْدُ إِلَى بَلَدِي لِأًبَلِّغَ مَا تَعَلَّمْتُهُ لِلنَّاسِ. بَلِّغْ الأصدقاء سَلَامِي وَ تَحِيَّاتِي. وَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُةُ أخوك:عبد الله Kepada sahabatku yang terhormat semoga Allah memberikan keselamatan padanya Aassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh Saya mengirim surat saya ini setelah saya sampai di Riyadh, dan masuk di Universitas pembelajaran bahasa arab Universitas ini besar dan dosen-dosennya pintar, buku bukunya pun sangat bermanfaat, dan saya sangat senang karena saya belajar bersama teman-teman yang datang dari berbagai negara yang banyak untuk belajar di universitas ini. Sahabatku yang terhormat Saya di sini Alhamdulillah dalam keadaan baik, dan saya berharap agar engkau berdo’a kepada Allah agar saya mendapat kebaikan dan insyaallah saya akan mengetahui banyak pengetahuan tentang ilmu bahasa arab dan ilmu-ilmu tentang agama islam, dan saya akan kembali ke negara saya untuk menyampaikan kepada orang-orang apa yang telah saya pelajari. Sampaikanlah salam hormat saya kepada teman saya yang lain. Wassalaamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh. Sahabatmu / Abdullah Contoh surat lamaran kerja pakai bahasa arab من أخيكم تومي ودياتمو إلى السيد المحترم : د. علي بن موسى العلوان العنوان : شارع : علي بابا رقم: 40, جاكرتا الغربية الهاتف : +62878906567432 الموضوع : طلب وظيفة أو عمل يشرفي أن أتقدم إليكم بإرسال هذه الرسالة المتواضعة إلى سيادتكم بطلبي الممثل أعلاه بغرض الاشتراك العمل لدى شركتتكم, و أرفق طلبي هذا ببعض الأشياء التي ربما تؤثر في قبولي للعمل لديكم: :المؤهلات دورة مكثفة في برامج الحاسب الآلي لمدة سنتين- دورة مكثفة في اللغة الإنجليزية لمدة سنة واحدة- و قد سبق أعمل موظفا في شركة: ...... لمدة سنتين- و علما بأنني قد رفقت رسالتي هذه نسخا عن بعض أوراقي الدراسية الثبوتية التي تضمنت على شهاداتي الدراسية وغيرها وفي الختام تقبلوا مني وافر الشكر والتقدير :أخوكم تومي ودياتمو Artinya / Terjemahannya : Dari saudara Tomi Widiatmo kepada Yth Dr.Ali bin Musa al-Ulwan Alamat : Jln. Ali Baba no.40 Jakarta Barat (Di sini tulis alamat anda pelamar kerja) No Telpon : +62…..( Di sini tulis no hp anda yang bisa dihubungi) Perihal : Lamaran kerja Kami mengirimkan surat lamaran kerja sederhana ini kepada tuan yang terhormat dengan tujuan sebagaimana yang disebutkan di atas yaitu untuk ikut bergabung bekerja di perusahaan, surat lamaran kerja ini kami sertai dengan dokumen yang mungkin bisa mempengaruhi diterima atau tidaknya kami diperusahaan anda. Keahlian yang kami miliki : - Pelatihan intensif / Kurusu komputer selama dua tahun - Pelatihan intensif / Kursus Bahasa Inggris selama satu tahun - Pengalaman kerja di perusaan….selama 2 tahun lamanya. Begitu juga surat lamaran kerja yang saya buat ini kami sertai dengan beberapa ijazah resmi kami. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih dan salam hormat kami Saudaramu: Tomi Widiatmo

Beda Zakat, Sedekah, Infak, Hibah, dan Hadiah

Antara Zakat, Sedekah, Infak, Hibah, dan Hadiah Pertanyaan: Bismillah Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh Barakallahu fikum Ustadz Afwan, ana ingin bertanya, apakah ada perbedaan antara zakat, infaq, dan shodaqoh? Jika ada dalam hal apa saja perbedaan 3 hal tersebut? Jazakumullahu khairan Ustadz atas jawabannya Dari: Hamba Allah Jawaban: Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh Pendahuluan: Alhamdulillah, shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya. Memahami berbagai istilah yang berlaku dalam disiplin ilmu apapun sangatlah penting, tanpa terkecuali ilmu syariat. Oleh karena itu, sejak dahulu para ulama senantiasa menjabarkan pemahaman berbagai istilah yang yang berlaku pada setiap bab dengan detail. Seakan tidak ingin ketinggalan, Ibnul Qayyim termasuk salah satu ulama yang paling gigih menekankan pentingnya penggunaan berbagai istilah syariat sebagaimana digunakan dalam Alquran dan hadis. Terlebih bagi para ulama yang bertugas menjelaskan hukum-hukum syariat kepada masyarakat luas. Beliau beralasan atas penekanannya ini bahwa penggunaan istilah syariat dengan benar dapat menyelamatkan kita dari kesalahan dalam memahami hukum Allah ‘Azza wa Jalla. Dan sebaliknya salah memahami atau salah penempatan istilah syariat dapat berakibat fatal bagi pemahaman Anda tentang syariat Allah ‘Azza wa Jalla. Sebagaimana beliau juga memberikan peringatan bahwa di tengah masyarakat telah meraja lela penggunaan istilah-istilah syariat yang tidak sebagaimana mestinya. Akibat dari kecerobohan ini terjadilah penyimpangan dan kesalahan fatal dalam kehidupan beragama masyarakat. (I’ilamul Muwaqiin, 4:216). Menyadari hal ini, saya mengajak Anda untuk lebih jauh mengenal dengan baik berbagai istilah syariat. Harapannya Anda semakin dekat dengan agama Allah, dan selanjutnya Allah-pun semakin dekat dengan Anda. Mengenal Arti Zakat Di masyarakat beredar pemahaman bahwa zakat adalah sejumlah harta yang telah ditentukan jenis, kadar, dan yang dibayarkan berhak menerimanya pada waktu yang telah ditentukan pula. Dan zakat inilah yang merupakan salah satu rukun agama Islam. Allah tegaskan dalam Alquran, yang artinya, “Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” (QS. Al Baqarah 43) Pemahaman di atas benar, namun perlu diingat kadangkala para ulama menggunakan kata zakat pada zakat sunah. Ibnul Arabi berkata: Kata zakat digunakan untuk menyebut zakat wajib, namun kadang kala juga digunakan untuk menyebut zakat sunah, nafkah, hak, dan memaafkan suatu kesalahan.” (Fathul Bari, 3:296) Mengenal Makna Sedekah Kata sedekah dalam banyak dalil memiliki makna yang sama dengan kata zakat, sebagaimana disebutkan pada ayat berikut, yang artinya, “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.” (QS. At Taubah: 103) Dalam hadis yang shahih, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bila anak Adam meninggal dunia maka seluruh pahala amalannya terputus, kecuali pahala tiga amalan: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang senantiasa mendoakan kebakan untuknya.” (HR. at-Tirmidzi dan lainnya) Berdasarkan ini semua, Imam Mawardi menyimpulkan: Sedekah adalah zakat dan zakat adalah sedekah. Dua kata yang berbeda teksnya namun memiliki arti yang sama. (al-Ahkam as-Sulthaniyyah, Hal. 145) Dengan demikian sedekah mencakup yang wajib dan mencakup pula yang sunah, asalkan bertujuan untuk mencari keridhaan Allah ‘Azza wa Jalla semata. Oleh karena itu, sering kali Anda tidak perduli bahkan mungkin tidak merasa perlu untuk mengenal nama penerimanya. Walau demikian, dalam beberapa dalil, kata sedekah memiliki makna yang lebih luas dari sekedar membayarkan sejumlah harta kepada orang lain. Sedekah dalam beberapa dalil digunakan untuk menyebut segala bentuk amal baik yang berguna bagi orang lain atau bahkan bagi diri sendiri. Suatu hari sekelompok sahabat miskin mengadu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perihal rasa cemburu mereka terhadap orang-orang kaya. Orang-orang kaya mampu mengamalkan sesuatu yang tidak kuasa mereka kerjakan yaitu menyedekahkan harta yang melebihi kebutuhan mereka. Menanggapi keluhan ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan solusi kepada mereka melalui sabdanya: “Bukankah Allah telah membukakan bagi kalian pintu-pintu sedekah? Sejatinya setiap ucapan tasbih bernilai sedekah bagi kalian, demikian juga halnya dengan ucapan takbir, tahmid, dan tahlil. Sebagaimana memerintahkan kebajikan dan melarang kemungkaran juga bernilai sedekah bagi kalian. Sampai pun melampiaskan syahwat kemaluan kalian pun bernilai sedekah.” Tak ayal lalgi para sahabat keheranan mendengar penjelasan beliau ini, sehingga mereka kembali bertanya: “Ya Rasulullah, apakah bila kita memuaskan syahwat, kita mendapatkan pahala?” Beliau menjawab: “Bagaimana pendapatmu bila ia menyalurkannya pada jalan yang haram, bukankah dia menanggung dosa?” Demikian pula sebaliknya bila ia menyalurkannya pada jalur yang halal, maka iapun mendapatkan pahala. (HR. Muslim) Mengenal Makna Infak Kata infak dalam dalil-dalil Alquran, hadis dan juga budaya ulama memiliki makna yang cukup luas, karena mencakup semua jenis pembelanjaan harta kekayaan. Allah Ta’ala berfirman, yang artinya: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. Al-Furqan: 67). Hal serupa juga nampak dengan jelas pada sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut: “Kelak pada hari Qiyamat, kaki setiap anak Adam tidak akan bergeser dari hadapan Allah hingga ditanya perihal lima hal: umurnya untuk apa ia habiskan, masa mudanya untuk apa ia lewatkan, harta kekayaannya dari mana ia peroleh dan kemana ia infakkan (belanjakan) dan apa yang ia lakukan dengan ilmunya.” (HR. at-Tirmidzi) Kemanapun dan untuk tujuan apapun, baik tujuan yang dibenarkan secara syariat ataupun diharamkan, semuanya disebut dengan infak. Oleh karena itu, mari kita simak kisah perihal ucapan orang-orang munafik yang merencanakan kejahatan kepada Rasulullah dan para sahabatnya, Allah ceritakan, yang artinya, “Sesungguhnya orang-orang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi penyesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahanamlah orang-orang kafir itu dikumpulkan.” (QS. Al-Anfal: 36) Oleh karena itu pada banyak dalil perintah untuk berinfak disertai dengan penjelasan infak di jalan Allah, sebagaimana pada ayat berikut, yang artinya, “Dan infakkanlah/belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah.” (QS. Al-Baqarah: 195) Mengenal Makna Hibah Ketika Anda memberikan sebagian harta kepada orang lain, pasti ada tujuan tertentu yang hendak Anda capai. Bila tujuan utama dari pemberian Anda adalah rasa iba dan keinginan menolong orang lain, maka pemberian ini diistilahkan dalam syariat Islam dengan hibah. Rasa iba yang menguasai perasaan Anda ketika mengetahui atau melihat kondisi penerima pemberian lebih dominan dibanding kesadaran untuk memohon pahala dari Allah. Sebagai contoh, mari kita simak ucapan sahabat Abu Bakar ketika membatalkan hibahnya kepada putri beliau tercinta Aisyah radhiyallahu ‘anha: “Wahai putriku, tidak ada orang yang lebih aku cintai agar menjadi kaya dibanding engkau dan sebaliknya tidak ada orang yang paling menjadikan aku berduka bila ia ditimpa kemiskinan dibanding engkau. Sedangkan dahulu aku pernah memberimu hasil panen sebanyak 20 wasaq (sekitar 3.180 Kg). Bila pemberian ini telah engkau ambil, maka yang sudah tidak mengapa, namun bila belum maka pemberianku itu sekarang aku tarik kembali menjadi bagian dari harta warisan peninggalanku.” (HR. Imam Malik) Mengenal Makna Hadiah Diantara bentuk pemberian harta kepada orang lain yang juga banyak dikenal oleh masyarakat ialah hadiah. Dan saya yakin Anda pernah memberikan suatu hadiah kepada orang lain atau mungkin juga Anda menerimanya dari orang lain. Tentu Anda menyadari bahwa hadiah Anda tidaklah Anda berikan kepada sembarang orang, apalagi orang yang belum Anda kenal. Hanya orang-orang spesial dalam hidup Anda yang berhak mendapatkan hadiah Anda. Hadiah yang Anda berikan kepada seseorang, sejatinya hanyalah salah satu bentuk dari penghargaan Anda kepadanya. Sebagaimana melalui hadiah yang Anda berikan, seakan Anda ingin meningkatkan keeratan hubungan antara Anda berdua. Demikianlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengartikan makna hadiah dalam kehidupan masyarakat melalui sabdanya: “Hendaknya kalian saling memberi hadiah niscaya kalian saling cinta mencintai.” (HR. Bukhari dalam kitab al-Adab al-Mufrad) Berdasarkan ini, Anda dapat mengetahui berbagai pemberian yang selama ini oleh berbagai pihak disebut dengan hadiah, semisal hadiah pada pembelian suatu produk, atau undian atau lainnya. Pemberian-pemberian ini sejatinya tidak layak disebut hadiah, mengingat semuanya sarat dengan tujuan komersial, dan bukan untuk meningkatkan keeratan hubungan yang tanpa pamrih. Catatan Redaksi Pengusaha Muslim Uraian di atas adalah artikel yang ditulis Dr. Muhammad Arifin Baderi dan telah diterbitkan di majalah Pengusaha Muslim edisi 29. Pada edisi ini, majalah Pengusaha Muslim secara khusus mengupas seputar zakat, infaq, dan sedekah. Diantara artikel: 1. Sedekah Biar Kaya, Di tulisan ini, Dr. Muhammad Arifin Baderi menjelaskan status sedekah seseorang yang motivasinya untuk dunia, sebagaimana yang banyak digencarkan para motivator sedekah dan zakat. 2. Zakat Fitrah dengan Uang, Secara khusus Dr. Erwandi Tarmidzi mengupas polemik zakat fitrah dengan uang, berikut pertimbangan pendapat yang lebih kuat. Masalahnya genting, karena menyangkut sah dan tidaknya zakat yang disalurkan. 3. Haruskah Zakat di Bulan Ramadhan, Artikel ini ditulis oleh Ustadz Kholid Samhudi, Lc. Beliau mengkritisi sikap beberapa orang yang hanya mau mengeluarkan zakat di bulan Ramadhan, padahal bisa jadi deadline zakatnya sebelum itu. Beliau juga tak lupa memberikan solusi praktis bagi yang sangat ngebet untuk berzakat di bulan Ramadhan. 4. Amil Zakat ilegal, Masih bersama Dr. Muhammad Arifin Baderi. Artikel ini merupakan komentar beliau terkait merebaknya berbagai amil zakat ilegal (tidak resmi dari pemerintah), dan bagaimana status zakat yang dibayarkan. 5. Zakat Profesi, Dr. Erwandi Tarmidzi menyebutkan berbagai dalil yang menunjukkan tidak benarnya zakat profesi. 6. Cara Menghitung Zakat Mal, Sebagai panduan yang tak terpisahkan dari majalah, pada rubrik zakat, Ustadz Muhammad Yasir, Lc. Secara khusus mengupas cara perhitungan zakat mal dan perdagangan. Sumber: https://konsultasisyariah.com/14239-beda-zakat-sedekah-infak-hibah-dan-hadiah.html

GEOLOGICAL MOUNTAIN TANGKUBAN PARAHU

Morfologi Morfologi gunungapi ini dapat dibagi menjadi tiga satuan morfologi utama yaitu: kerucut strato aktif, lereng tengah dan kaki. Kerucut strato aktif menempati bagian tengah kaldera Sunda. Kawah- kawah gunungapi ini membentang dengan arah barat-timur. Beberapa kawah terletak di daerah puncak dan beberapa lainnya terletak di lereng timur. Kerucut strato aktif ini tersusun dari selang-seling lava dan piroklastik dan di bagian puncak endapan freatik. Pola radier dengan bentuk lembah V, beberapa air terjun yang sangat umum ditemukan pada satuan morfologi ini. Morfologi lereng tengah meliputi lereng timurlaut, selatan dan tenggara gunungapi ini. Batuannya terdiri atas endapan piroklastik yang sangat tebal dan lava yang biasanya tersingkap di lembah-lembah sungai yang dalam dengan pola aliran sungai paralel dan semi memancar (semi radier). Lereng selatan dan tenggara terpotong oleh sesar Lembang, yang berarah timur-barat. Kaki selatan menempati bagian lereng tenggara dan selatan, yang terletak pada ketinggian antara 1200 m hingga 800 m dan antara 1000 hingga 600 m di atas permukaan laut. Lereng timurlaut mempunyai pusat-pusat erupsi parasit seperti G. malang, G. Cinta dan G. Palasari. Aliran-aliran lava dan skoria berwarna kemerahan yang menempati sebagian besar daerah kaki ini adalah berasal dari pusat-pusat erupsi ini. Pola aliran sungai yang berkembang di daerah ini adalah paralel dengan bentuk lembah U yang melewati batuan keras. Lereng selatan terletak antara sesar Lembang dan dataran tinggi Bandung di selatan. Bagian terbesar daerah ini dibentuk oleh batuan piroklastik dan endapan lahar, sedangkan lava ditemukan di dasar sungai. Pola aliran sungai yang berkembang adalah paralel. Stratigrafi Secara fisiografi Zona Bandung, Jawa Barat mempunyai kesamaan dengan Zona Solo di Jawa Timur. Kedua zona tersebut dihubungkan oleh wilayah Jawa Tengah yang merupakan rangkaian zona Serayu dan Pegunungan Progo Barat. Lapisan tertua di daerah ini terdiri atas lempung napalan berselingan dengan perlapisan tufa dan terumbu koral berumur Miosen. Batuan tersebut tersingkap di S. Citarum di sebelah baratdaya Tangkubanparahu dan di dataran rendah Purwakarta dan Subang. Di beberapa daerah terumbu koral ini sebagian termalihkan menjadi marmer karena kontak dengan lava. Lapisan ini kemudian diintrusi (diterobos) oleh batuan vulkanik berumur Pliosen terdiri atas andesit hornblende dan dasit (Syarifudin, dkk., 1984). Batuan tersebut tertindih oleh andesit hornblende, breksi kasar dan konglomerat (Bemmelen, 1949). Produk-produk G. Sunda terdiri atas lava, jatuhan piroklastik, aliran piroklastik, lahar dan endapan freatik (Hadisantono, 1988). Ada dua macam endapan lain yang tidak termasuk dalam hasil langsung dari kegiatan vulkanik seperti endapan danau Bandung yang secara stratigrafi menumpang di atas endapan aliran piroklastik dari erupsi pembentukan kaldera Sunda, dan endapan fluviatil yang terdiri atas bahan bahan vulkanik sebagai hasil dari proses sekunder. Sruktur Geologi G. Tangkubanparahu dan gunungapi lainnya yang berada di sekitar Bandung terletak di Zona Bandung (van Bemmelen, 1934 dalam Hadisantono dkk., 1983). Zona Bandung adalah sebuah cekungan depresi yang memanjang diantara pegunungan. Cekungan tersebut mempunyai lebar antara 25 - 50 km, sedikit cembung ke utara, terletak antara Zona Bogor dan Zona Pegunungan Selatan. Bemmelen (1949) menyatakan bahwa secara umum zona ini berada pada struktur puncak geantiklin P. Jawa, yang tersesarkan setelah atau pada waktu yang bersamaan dengan pengangkatan yang terjadi pada akhir Tersier. Sumbu geantiklinnya adalah tempatnya dimana Vulkanisma Kuarter terdapat. Sabuk gunungapi ini atau jalur magmatik ini membentang dari Teluk Pelabuhan Ratu pada bagian barat P. Jawa, kemudian melewati antara lembah Cimandiri dengan kota Sukabumi (600 m), dataran Cianjur (495 m) dan Garut (711 m) ke lembah Citanduy dengan kota Tasikmalaya (351 m) pada bagian timur, dan berakhir di Segara Anakan di pesisir selatan P. Jawa. Bagian tengah zona ini ditempati oleh dataran tinggi Bandung dan Garut. Sesar Lembang adalah sebuah sesar terbesar di daerah ini, yang melintang dari barat ke timur. Sesar ini terletak atau melalui Lembang, 10 km sebelah utara Bandung. Ini adalah sebuah sesar aktif dengan gawir sesar sangat jelas yang menghadap ke utara. Sesar ini yang panjang seluruhnya kira-kira 22 km dapat diamati sebagai suatu garis lurus dari G. Palasari di timur ke barat dekat Cisarua. Penyelidikan-penyelidikan terdahulu telah menghubungkan bahwa sesar Lembang yang dominannya adalah sesar normal terjadi setelah erupsi besar G. Sunda yang berlangsung pada zaman Kuarter Tua. Sejarah Geologi Gunungapi tertua yang telah padam yang disebut G. Sunda mempunyai sebuah kaldera besar, tetapi hanya sebagian dari pada kaldera ini telah tertutupi oleh endapan-endapan gunungapi yang lebih muda dan hanya tersisa sebagian dinding kalderanya yang terdapat antara G. Burangrang dan G. Tangkubanparahu (Hadisantono dan Sutoyo, 1983). Danau (situ) Lembang adalah bagian dari dasar kaldera ini. Menurut van Bemmelen (1934) bahwa sesar Lembang terbentuk pada tahap paska pembentukan kaldera Sunda. Kejadian tersebut kemudian diikuti oleh lahirnya G. Burangrang, sekarang gunungapi tersebut telah padam. Sejarah G. Tangkubanparahu dimulai dengan adanya komplek gunungapi tua yang disebut komplek G. Sunda. Komplek G. Sunda adalah sebuah gunungapi majemuk yang terdiri atas tiga buah gunungapi, dua diantaranya telah padam dan yang ketiga yaitu Tangkubanparahu masih aktif (Hadisantono, dkk., 1983, dan Kusumadinata, 1979). Gunungapi ini dibangun di atas batuan dasar sedimen berumur Neogen (Bemmelen, 1949). Dalam sejarah geologi G. Sunda berumur relatif muda. Beberapa dari dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di daerah ini dapat diukur dalam ribuan tahun. Suatu periode kegiatan vulkanik (gunungapi) baru dimulai di sebuah komplek sebelah utara Bandung dalam kurun waktu kuarter. Di sebelah barat sebuah gunungapi besar (G. Sunda) terbentuk, sedangkan di sebelah timur kegiatan vulkanik terletak di daerah Bukit Tunggul, Pulusari, dan G. Cangak. Adapun umur periode gunungapi ini ditentukan oleh tulang-tulang mamalia besar seperti badak, spesies hipopotamus, kerbau, antelop dan kijang yang terjebak dalam lahar. Dari fosil-fosil ini diketahui bahwa vulkanisme berlangsung dalam kurun waktu Plistosen Tua (Bemmelen, 1949). Peta Geomorfologi G. Tangkubanparahu Peta Geologi Gunungapi Tangkubanparahu Gaya Berat Hasil pengolahan data gayaberat G. Tangkubanparahu diinterpretasikan bahwa harga tinggi mendominasi daerah selatan dan secara gradual menurun dari Lembang dan sekitarnya ke arah utara, timur dan barat. Nilai terendah menduduki bagian utara peta. Pola anomali gayaberat G. Tangkubanparahu memberi gambaran bahwa kaldera Sunda, sebagai hasil erupsi paroksisma G. Sunda mempunyai harga positif menyebar dari selatan-utara-baratlaut dan timurlaut. Sebaran harga anomali gayaberat rendah di dalam Kaldera Sunda, dapat diasosiasikan dengan adanya sesar sebagai zona lemah, yang dapat memberikan kemudahan terjadinya intrusi magma melalui bidang ini, dan menyebabkan terbentuknya dike. Geolistrik Penyelidikan potensial diri/tahanan jenis yang pernah dilakukan di G. Tangkubanparahu adalah di daerah Kawah Ratu dan Kawah Upas. Hasil penyelidikan yang dilakukan tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara SP dengan zona panas sangat erat. Di dalam Kawah Upas tidak didapatkan anomali positif, namun pada batas antara Kawah Upas dan Ratu terdapat anomali positif tertinggi yang menerus ke kawah Ratu (L.Ramli dkk, 1984). GEOKIMIA Kimia Batuan Penerapan metoda petrokimia melalui diagram Hutchison (1973) dapat menjelaskan bahwa proses magmatis gunungapi Sunda dari alkali kapur sangat kaya alkali terutama K2O dan Na2O, sedangkan magma seri toleitik sangat miskin alkali (Syarifudin, 1984). Seri alkali kapur ini menunjukkan semakin meningkatnya kadar oksida besi dan oksida MgO relatif tinggi dibandingkan dengan magma seri toleitik, erat hubungannya dengan terbawanya mineral magnetit, piroksen dan olivin dalam bentuk asosiasi dengan magma toleitik. Proses magmatis Gunungapi Tangkubanparahu bersumber pada seri alkali kapur alumina tinggi dan seri alkali kapur K-tinggi. Magma seri alkali kapur alumina tinggi kaya akan CaO dan Al2O3. Seri alkali kapur K-tinggi cenderung relatif kaya akan Na2O dan K2O dibandingkan dengan magma seri alkali kapur alumina tinggi. Ciri lain yang dapat dijelaskan adalah bahwa seri alkali kapur alumina tinggi relatif kaya akan oksida MgO sedangkan seri alkali kapur K-tinggi relatif meningkatnya oksida besi FeO. Secara petrografi, lava Tangkubanparahu terbagi atas lava andesit basal augit hipersten, lava basal pigeonit enstatit dan andesit augit hipersten. Penghabluran plagioklas, piroksen augit, hipersten dan olivin serta oksida bijih dalam wujud fenokris mikro dan makro sebagai massa dasar batuan berbutir agak kasar bersama-sama dalam masadasar kaca gunungapi. Kenampakan mineral sebagai massa dasar memperlihatkan tekstur aliran. Beberapa fenokris plagioklas menunjukkan lobang korosi tak teratur diduga bertindak sebagai mineral bawaan (senokris) (Syarifudin, 1984). Secara kimia, keaktifan Gunungapi Tangkubanparahu bersumber pada magma: a. alkali kapur alumina tinggi dari andesit basaltis sampai basal dan b. alkali kapur K-tinggi dari andesit basaltis sampai basalt Gunungapi Tangkubanparahu mempunyai ciri petrokimia cenderung pada kelompok magma dioritik gabro dan magma dioritik (Syarifudin, 1984). Gunungapi Tangkubanparahu mempunyai sumber keaktifan magma pada kedalaman Zona Beniof antara 155-205 km. Berdasarkan metoda Indek Mafik oleh Tlley et.al, 1964 dalam Syarifudin (1984) mempunyai temperatur magma antara 1010 C- 1220 C. Pengukuran suhu Kawah Ratu Kawah Ratu adalah salah satu kawah terbesar di G. TangkubanParahu. Pengamatan ke Kawah Ratu dilakukan pada tanggal 30 Nopember 2006 sekitar pukul 08.00. Secara umum cuaca di sekitar kawah cerah dengan suhu udara 23oC. Di dasar kawah bagian utara-barat teramati beberapa titik tembusan solfatara dengan hembusan asap berwarna putih tipis - sedang dan tinggi asap berkisar antara 10 - 25 m. Tekanan gas cukup kuat sehingga terdengar suara blazernya nyaring, suhu yang terukur berkisar antara 99 - 111 oC. Tidak jauh dari lokasi tersebut di atas (di lembah maut) terdapat bualan mataair panas, diameternya lebih kurang 70 cm dengan suhu air 97 oC. Air dari bualan tersebut menggenangi dasar kawah bagian barat. Bualan lumpur terdapat di bagian utara dari lokasi solfatara dan mata air panas, mempunyai diameter lk. 2m. Bualan lumpur tersebut berwarna coklat (warna kopi susu) dengan suhu antara 94 - 95 oC. Di dasar kawah bagian selatan (dekat Kawah Ecoma), teramati tembusan solfatara baru yang selama ini tidak ada. Namun hembusan asapnya sangat tipis. Sedangkan di bagian lain tidak menunjukan adanya perubahan yang mencolok. Tabel Pengukuran suhu di Kawah Ratu, Tahun 2006 Bulan Tgl Suhu ( C) Keterangan Solfatara Fumarola Januari 9 96 - 98 Februari 25 97 - 109 Maret 31 96 - 111 April 24 99 - 109 Mei 30 110 106 Juni 26 108 99 Juli 27 106 100 Agustus 25 106 95 September 27 102 100 Oktober 95 - 96 31 90 - 100 95 - 96 Nopember 30 99 - 111 96 - 97 Kawah Domas Kawah Domas merupakan lapangan solfatara dan fumarola yang terletak di sebelah timur dari Kawah Ratu. Pada lokasi ini terdapat beberapa titik tembusan solfatara dan bualan mataair panas. Pengamatan ke Kawah Domas dilakukan pada tanggal 2 Desember 2006. Secara umum teramati hembusan asap berwarna putih tipis dengan ketinggian berkisar antara 5 - 10 m. Dari beberapa tembusan solfatara yang ada, dilakukan pengukuran suhu pada dua titik dengan temperatur masing-masing 92 oC dan 92,2 oC pada suhu udara 19,8 oC. Selain solfatara, terdapat pula beberapa bualan air panas tersebar di lokasi ini. Bualan airpanas yang terbesar dan terpanas mempunyai diameter lk. 2 m, dengan temperatur 88 oC pada suhu udara 19,8 oC. Terdapat juga mata air panas yang suhunya lebih rendah, yaitu berkisar antara 35 - 40 oC. Tabel Pengukuran suhu di Kawah Domas, Tahun 2006 Bulan Tgl Suhu ( C) Keterangan Solfatara Fumarola Januari 18 95 93 Februari 7 94 92 Maret 14 94 92 April 1 90.2 22 94 91 Mei 22 94 93 Juni 27 94 93 Juli 29 94 93 Agustus 30 94 93 September 29 93 92 Oktober 29 94 93 Nopember 10 92 91 Desember 2 92 88 MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI Mitigasi bencana yang dilakukan selain pemantauan menerus secara visual juga dilakukan pemantauan secara instrumental dan pembuatan Peta Kawasan Rawan Bencana. Pemantauan secara visual meliputi pengukuran suhu, ketinggian asap, warna asap, arah tiupan angin dan pH diamati dari Pos Pengamatan G. Tangkubanparahu yang dibangun di lereng timur gunungapi Tangkubanparahu. Peralatan pemantau dan sarana penunjangnya menggunakan seismograf jenis PS-2. Sistim pemantauan ini dioperasikan secara sistem radio telemetri (RTS) dengan seismometer jenis Ranger ditempatkan di sekitar Kawah Ratu, pada posisi S 06o 45' 53,5", T 107o 36 ' 50", pada ketinggian 2028 m dpl. Sinyal gempa dari sub sistem seismograf di lapangan tersebut dipancarkan melalui radio yang kemudian direkam dengan rekorder PS-2 di Pos Pengamatan G. Tangkubanparahu di kampung Cikole (Wates) lebih kurang 2,5 km dari Kawah Ratu.Pos Pengamatan G. Tangkubanparahu dibangun di lereng timur gunungapi Tangkubanparahu. Pos Pengamatan ini dilengkapi dengan satu unit seismograf, satu komponen seismometer vertikal, dipasang pada koordinat 06°45'53,50'' LS dan 107°36'50,30'' di ketinggian 2015m dpl. Getaran gempa dipancarkan dan direkam di Pos Pengamatan secara analog. KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI Berdasarkan sejarah kegiatannya, sifat erupsi, komposisi kimia dan frekuensi erupsinya yang tergolong jarang, kawasan rawan bencana G. Tangkubanparahu dapat dibagi tiga tingkatan yaitu Kawasan Rawan Bencana III, Kawasan Rawan Bencana II dan Kawasan Rawan Bencana I. Kawasan Rawan Bencana III Kawasan Rawan Bencana III adalah kawasan yang sangat berpotensi terlanda awan panas, aliran lava, material lontaran batu pijar, guguran lava, hujan abu lebat dan atau gas beracun. Kawasan Rawan Bencana III G. Tangkubanperahu terdiri atas dua bagian, yaitu: a. Kawasan rawan bencana terhadap awan panas, aliran lava, guguran lava dan gas beracun. b. Kawasan rawan bencana terhadap material lontaran batu (pijar) dan hujan abu lebat. Kawasan Rawan Bencana II Secara umum yang disebut kawasan rawan bencana II adalah kawasan yang berpotensi terlanda oleh awan panas, aliran lava, lontaran atau guguran batu (pijar), hujan abu lebat, hujan lumpur (panas), aliran lahar dan gas beracun). Kawasan ini dibagi menjadi dua, yaitu: a. Kawasan rawan bencana terhadap aliran massa berupa awan panas, aliran lava, guguran batu (pijar), dan aliran lahar. b. Kawasan rawan bencana terhadap material lontaran dan jatuhan seperti lontaran batu (pijar), dan hujan abu lebat. Kawasan Rawan Bencana I Kawasan Rawan Bencana I adalah kawasan yang berpotensi terlanda lahar dan tidak menutup kemungkinan dapat terkena perluasan awan panas dan aliran lava. Kawasan ini terletak di sepanjang sungai/ di dekat lembah sungai atau bagian hilir sungai yang berhulu di daerah puncak. Peta Kawasan Rawan Bencana G. Tangkuban parahu Demografi Banyaknya penduduk yang bermukim di lereng selatan, timurlaut dan utara tersebut berkaitan dengan kondisi morfologi, potensi alam seperti wisata, perkebunan dan kesuburan tanah. Perkembangan penduduk dari waktu ke waktu, umumnya diikuti oleh perkembangan pemukiman di daerah bersangkutan sehingga mengakibatkan kepadatan penduduk meningkat. Di antara kota-kota di sekitarnya Lembang selain merupakan kota dengan penduduk terbanyak, merupakan kota tujuan wisata dan juga kota transit. Penduduk Lembang berdasarkan data kependudukan hingga akhir Februari 1999 adalah 127.679 jiwa. Mata pencaharian penduduk pada umumnya bergerak di bidang pertanian yang terdiri atas petani pemilik (23,82%), petani penggarap 19,30%, buruh tani 9,93%, peternak 9,57 %, wiraswasta/pedagang (9,58%), pegawai negeri (3,00 %), pegawai swasta (9,68 %), TNI+ POLRI (1,58% ), Pensiunan (1,95 %), pertukangan (1,25 %) dan buruh/pekerja lainnya (10,34%). Bandung adalah kota terbesar dan terdekat ( 30 km) ke arah selatan, yang merupakan ibu kota propinsi Jawa Barat. Bandung mungkin merupakan kota terpadat di Indonesia dengan jumlah penduduk 3 juta orang. http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/516-g-tangkuban-parahu?start=8

Comments system

Disqus Shortname